Minggu, 04 Agustus 2013

Harapan, Kepedulian & Doa

Ada sebuah kisah penuh hikmah
dari seorang ayah dan ke-3 anaknya
cerita ini bermula pada suatu sore
saat semua orang sedang sibuk
mengajar waktu untuk cepat pulang
kerumah untuk menghilangkan lelah
setelah satu harian bekerja.

Di sebuah halte busway tampak
3 kecil yang sedang menunggu
busway bersama ayah tercinta mereka.
mereka terlihat gembira sekali
seakan-akan tidak ada duka
dan kesedihan saat itu.

Anak yang paling kecil
bagaikan seorang putri,
ia cantik dalam dekapan sang
ayah, sedangkan kedua anak
lainya yang putra sedang asyik
bermain-main kesana kemari
sepertinya mereka sangat menikmati
setiap permainan-permainannya.

Busway yang ditunggu-tunggu
pun akhirnya datang, semua orang
berburu-buru masuk menuju pintu
bus itu termasuk sang ayah dan
ketiga anaknya yang masih kecil2 itu

Kemudian keluarga itu dapat
tempat duduk di kursi busway
yang disusun memanjang seperti
kereta api listrik (KRL).

Walaupun sudah ada didalam bus
ke-2 putra sang ayah tidak
habis-habisnya bermain-main
mereka bermain petak umpet
di sela-sela tubuh orang dewasa
yang sebagian besar
mengisi ruang busway itu.


Mereka tertawa-tawa,
berteriak-teriak
seakan-akan berada ditaman
halaman rumahnya, saat itu
Terlihat ada beberapa
penumpang yang wajahnya
menjadi begitu muram
merasa terganggu dengan tingkah
ke dua anak sang ayah itu.

Hingga pada akhirnya
ada seorang penumpang pria
yang ketus menyatakan protesnya
dengan kasar ke sang bapak,

”Pak, tolong anaknya di atur ya,
disinikan penumpang juga ingin
tenang, sudah capek kerja, eh
pulang kok masih aja ada yang
ganggu!!”

Lalu sang bapak sambil
menggendong putrinya pun
menjawabnya dengan senyum,

”Maaf ya mas. Ibu mereka baru
saja meninggal sore ini di rumah
sakit, dan saya belum mengatakan
hal ini kepada mereka, nanti
begitu sampai di rumah saya akan
mengatakannya, biarlah mereka
merasakan kegembiraan yang
menjadi hak mereka, karena saya
merasa mereka akan banyak
kehilangan kegembiraan setelah
tahu bahwa ibu yang biasa
mengasuh mereka dan
menyayangi mereka setiap saat
sudah tidak bersama mereka lagi
selamanya.

Mas tidak
keberatankah kalau mereka
bermain sebentar saja di bus ini?”
Mendengar apa yang dibicarakan
sang bapak tadi, sebagian
penumpang yang mendengarnya
langsung terdiam dan merenung,

termasuk pria yang baru saja
memperotes sang bapak dengan
ketus. Tiba-tiba mereka teringat
akan kasih sayang dan kesalahan-
kesalahan yang pernah mereka
perbuat kepada ibunya.
Diam-diam diantara mereka ada
yang menggambil handphone di
saku celananya, lalu jari jempolnya
membuat baris kalimat,

"ibu
apakabar? besok pagi saya mau
pulang menjenguk ibu, maafkan
segala salah saya, ibu" kemudian
dia mengirimkan sms itu ke
nomor ibunya, dan berharap ia
masih diberi kesempatan untuk
berjumpa dengan ibunya besok.

***
Sahabat..

Jangan dahulukan berfikir negatif
kepada orang lain, karena setiap
orang mempunyai kisah yang berbeda
dalam setiap waktu yang dijalaninya

terkadang raut wajah yang gembira
tersimpan kesedihan duka nestapa
begitu pula dalam setiap amarah
tersirat harapan, kepedulian dan doa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar